Sejarah mode sangat kaya dan menghibur: bahkan di zaman kuno, berbagai gaya pakaian ditemukan, bahan baru dibuat, elemen baru ditambahkan ke rambut, aksesori, perhiasan di leher, tangan, telinga. Tidak diragukan lagi, separuh manusia yang cantik lebih tertarik pada mode, tetapi pria juga tidak jauh dari itu. Oleh karena itu, ragam produk fesyen berkembang setiap tahun, dan industri fesyen telah dan akan terus bekerja untuk kemanusiaan.
Fashion sebagai sebuah fenomena
Fashion dikenal sebagai salah satu fenomena sosial, karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan estetika masyarakat. Dan barang-barang fesyen, pada gilirannya, menunjukkan status sosial pemiliknya.
Fashion sebagai sebuah fenomena dijelaskan pada awal abad kedua puluh, ketika istilah "kebocoran" muncul. Menurut Thorstein Veblen dari Amerika dan Georg Simmel dari Jerman, industri fashion pada awalnya bertujuan untuk membedakan dari yang umummassa elit, yang selalu berusaha tampil beda dari rakyat biasa. Oleh karena itu, semua arus baru muncul di kalangan masyarakat kelas atas, dan masyarakat strata menengah ke bawah mencoba meniru strata elit dan mengadopsi setiap inovasi darinya. Dengan kata lain, tren fesyen "bocor" dari atas ke bawah dan berhenti menjadi hal baru, pindah ke kategori "barang konsumsi". Kemudian lagi perlu menciptakan sesuatu yang baru dan modis agar elit tetap menonjol. Ada proses yang disebut "siklus konsumsi prestisius" yang tidak berhenti.
Fashion Modern
Saat ini, strata kelas dalam masyarakat praktis telah menghilang, tetapi tujuan mode tetap sama - untuk menekankan kepemilikan seseorang dalam kelompok sosial tertentu. Industri mode modern menciptakan hal-hal di bidang-bidang seperti mode anak muda, jalanan, kantor, dll. Pada saat yang sama, setiap orang dapat memilih pakaian pribadi untuk dirinya sendiri, yang merupakan cara untuk mengekspresikan diri. Dengan berpakaian modis dan penuh gaya, Anda dapat menonjol dari keramaian dan menunjukkan kepada orang lain kehadiran selera dan kepribadian.
Berdasarkan ini, kesimpulannya menunjukkan bahwa hal-hal yang modis hanyalah yang dipajang, didemonstrasikan.
Mode
Dari jumlah total produk industri, industri fashion hanya berisi yang dianggap modis dan memenuhi kebutuhan pribadi seseorang. Ini termasuk:
- pakaian,
- aksesoris pribadi (tas, topi, jam tangan, ikat pinggang, stoking, sarung tangan, dll.),
- kosmetik dan parfum,
- perhiasan (perhiasan dan perhiasan),
- peralatan rumah tangga (piring, tempat tidur, linen, karpet).
Produksi semua hal di atas dilakukan oleh sektor ekonomi tertentu - yang disebut "industri fesyen". Sektor ini meliputi manufaktur dan penjualan barang. Beberapa cabang industri ringan terlibat di sini, di antaranya bisnis tekstil, tata rambut, wewangian, dan modeling harus diperhatikan. Seperti yang ditunjukkan statistik, seiring waktu, jumlah produk fesyen berkembang secara bertahap.
Tren Fashion
Jika sebelumnya hanya barang-barang untuk separuh manusia yang cantik yang dianggap sebagai hal yang modis, maka pada abad kedua puluh tren ini dibiaskan, dan mode juga menyentuh pria.
Pada waktu yang hampir bersamaan, industri fesyen memperluas jangkauan produk fesyennya karena fakta bahwa gaya hidup berubah dan menjadi publik. Misalnya, nenek buyut dan nenek kita tidak terlalu mementingkan mencuci, serta makan. Sekarang, kebanyakan dari kita membeli produk makanan dan laundry di toko. Akibatnya, hampir semua barang konsumsi pribadi sekarang diklasifikasikan sebagai barang fashion, termasuk minuman, mobil, sepeda motor, furnitur, alat tulis, dll.
Tahapan Perkembangan Industri Fashion
Ada beberapa tahapan perkembangan yang dilalui oleh industri fashion. Sampai akhir abad kesembilan belas, arah seperti itu tidak ada, meskipun konsep fashion ada. Mulai tahun 1890-an, mereka memulaikegiatan produsen pakaian dan aksesoris, di mana usaha kecil berubah menjadi produksi skala besar yang nyata. Bahkan majalah mode diterbitkan, yang membahas hal-hal trendi yang biasa dipakai di masyarakat elit.
Pada 50-an abad terakhir, mereka menuju konsumsi massal, yang berarti diperlukan untuk memprediksi fenomena modis. Ada perusahaan yang mengkhususkan diri dalam analisis produk dan tren baru di dunia mode. Produksi pakaian modis skala besar mengajukan persyaratannya sendiri - untuk membuat keputusan tentang pembelian massal, rilis, dll. Akibatnya, perusahaan yang memproduksi barang jadi sudah tidak hanya bergantung pada "penemuan" perancang busana, tetapi juga juga pada produsen bahan baku. Kemudian, sistem peramalan tren muncul.
garpu mode
Sejak tahun 60-an abad kedua puluh, perubahan serius telah terjadi - mode (fashion) telah dibagi menjadi dua cabang: haute couture dan siap pakai. Selama periode ini, perancang busana seperti Christian Dior, Hubert Givenchy, Yves Saint Laurent, Coco Chanel dan lainnya mendapatkan ketenaran di seluruh dunia.
Pada tahun 90-an, istilah "pluralisme" muncul di lingkungan mode, yang berarti tidak adanya gaya tunggal dan komitmen untuk memecah ke beberapa arah yang berbeda. Kecepatan di mana produk baru diperkenalkan berubah. Sejalan dengan ini, mode "diremajakan", yaitu, kesempatan untuk membeli barang-barang modis telah muncul tidak hanya di kalangan orang kaya, tetapi juga di kalangan anak muda biasa. Penata gaya tidak lagi memiliki pengaruh dominan pada mode, merek-merek terkenal lebih terlibat dalam propaganda.
Perlu dicatat bahwa jika sampai akhir abad ke-20 industri mode hanya mempengaruhi Eropa, maka pada abad ke-21 mode telah menjadi global, dan desainer dari berbagai negara menawarkan ide-ide mereka. Saat ini, sudah ada pengaruh besar budaya oriental, dan ini tercermin dalam barang-barang konsumsi.